Harga CPO berjangka melonjak, didorong oleh potensi pengetatan pasokan seiring rencana implementasi mandat B50 pada tahun 2026. Hal ini dapat memberikan dampak positif pada saham-saham terkait agribisnis, termasuk PT Agro Yasa Lestari Tbk karena bisnis bungkil kedelainya.

Seorang analis memprediksi bahwa jika sektor agribisnis menjadi primadona, AYLS akan mendapatkan dampak positif. Proyeksi harga terendah di Rp64 dan tertinggi Rp129 sebagai harga wajar jangka panjang, meskipun harga saat ini sudah jauh melampaui prediksi tersebut.

PT Agro Yasa Lestari Tbk membukukan rugi bersih Rp2,1 miliar pada tahun 2024, meningkat dari rugi bersih Rp1,9 miliar pada tahun 2023. Kerugian per saham setara dengan Rp2,44.

Bursa Efek Indonesia menempatkan AYLS dalam pemantauan UMA (Unusual Market Activity) pada Oktober 2024 dan menangguhkan perdagangannya di akhir Desember 2024 karena kenaikan harga yang signifikan, di mana saham melonjak 143,1% dari Rp58 menjadi Rp141 dalam bulan yang sama sebelum suspensi.

Terdapat banyak diskusi di Stockbit mengenai lonjakan harga AYLS baru-baru ini, dengan beberapa pengguna yang merayakan keuntungan ('Another bagger today!') dan mencatat bahwa tidak ada penjual di harga Rp220 ('AYLS di bid nya ga ada yg jual 220'). Diskusi ini mencerminkan aktivitas perdagangan yang tinggi dan minat spekulatif yang kuat terhadap saham tersebut, meskipun tidak ada rumor spesifik mengenai aksi korporasi besar atau berita fundamental baru.