PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) adalah produsen baja terintegrasi terbesar di Indonesia. Perusahaan ini memiliki peran strategis dalam mendukung pembangunan industri dan infrastruktur nasional. Secara fundamental, KRAS menghadapi tantangan signifikan dengan rasio utang terhadap ekuitas (DER) yang tinggi, yaitu 3.1 kali modal, menunjukkan tingkat utang yang jauh lebih besar daripada ekuitasnya. Meskipun demikian, nilai buku per saham (PBV) yang rendah (0.31) menunjukkan bahwa sahamnya mungkin terlihat undervalued secara valuasi. Perusahaan mencatatkan rugi bersih sebesar US$148,42 juta atau sekitar Rp2,39 triliun pada tahun 2024, dengan penurunan pendapatan sebesar 34,35% YoY. Rugi bersih ini meningkat lagi pada Kuartal I-2025 menjadi US$46,91 juta. Namun, total aset perusahaan per 31 Desember 2024 naik 1,59% menjadi Rp46,77 triliun. Upaya restrukturisasi bisnis, optimalisasi rantai pasok, dan peningkatan efisiensi produksi terus dilakukan, didukung oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara yang berperan penting dalam memberikan dukungan modal kerja. Krakatau Steel tidak hanya berbisnis baja, tetapi juga memiliki anak perusahaan di pengembangan kawasan industri, kepelabuhanan, logistik, energi, pengelolaan air, IT, dan rumah sakit. Pemerintah Republik Indonesia merupakan pemegang saham mayoritas dengan 80% kepemilikan. Meskipun fundamental menunjukkan tantangan profitabilitas dan utang, posisi strategisnya dan dukungan pemerintah menjadi faktor penopang.