Apakah Anda ingin diberi notifikasi jika kami memiliki analisis baru, berita, atau rumor tentang saham ini? Klik di sini:
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS.JK) Analisis Saham
Diperbarui: tuesday 14 october 2025
Tip: mulai ketik nama perusahaan untuk melihat saran. Tekan Enter atau klik Buka untuk membuka halaman analisisnya.
Grafik Saham

Grafik Indeks

Grafik Relatif

Ringkasan
Sentimen Stockbit
Skor: 60
Sentimen Investing.com
Skor: 70
Kinerja Tahun Lalu
Status: Underperformed
Outlook
1 Minggu
Target: 2600
Vs Indeks: In-line
1 Bulan
Target: 2800
Vs Indeks: Outperform
1 Tahun
Target: 3500
Vs Indeks: Outperform
Berita Terbaru
Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan suntikan likuiditas lebih lanjut untuk bank-bank BUMN, termasuk Bank Syariah Indonesia (BRIS.JK), untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Bank Rakyat Indonesia dan Bank Negara Indonesia telah meminta likuiditas tambahan. Dampak suntikan ini diharapkan terlihat pada kuartal keempat tahun ini, dengan pertumbuhan ekonomi mencapai di atas 5,5% sebelum naik menjadi 6% tahun depan.
Pada 23 September 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat, dengan saham BRIS termasuk dalam jajaran 'top gainers' LQ45.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melaporkan kinerja keuangan yang solid untuk Semester 1 2025, dengan pertumbuhan laba bersih dan pendapatan yang sehat.
Bisnis cicil emas Bank Syariah Indonesia mengalami lonjakan signifikan sebesar 117,35% per Juli 2025, menunjukkan permintaan yang tinggi terhadap layanan ini.
Jumlah rekening tabungan haji di Bank Syariah Indonesia mencapai 6,33 juta per Juli 2025, meningkat 13,51%, menunjukkan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap layanan keuangan syariah.
BRIS mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 10,21% pada Kuartal II-2025, melanjutkan tren kinerja positif perusahaan.
Rumor
Terdapat rumor kuat mengenai rencana Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara untuk mengakuisisi saham BRIS yang dimiliki oleh Bank Mandiri, BNI, dan BRI, menjadikan BSI sebagai BUMN tersendiri. Ketidakpastian arah kebijakan manajemen pasca-akuisisi ini menyebabkan aksi jual oleh investor asing dan koreksi tajam pada saham BRIS di awal Juni 2025.
Kabar perombakan kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto pada 8 September 2025 menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok signifikan. Sentimen negatif ini turut memengaruhi pergerakan saham BRIS, yang sempat menjadi salah satu 'top losers' di kelompok LQ45.
Sentimen kekhawatiran pasar terhadap potensi penurunan kinerja BRIS muncul menyusul pemberitaan mengenai rencana pendirian Bank Syariah Muhammadiyah (BSM), yang dikhawatirkan dapat memperbesar kompetisi di pasar bank syariah.
Ikhtisar
Sekilas
Buffett Indicator
7.0/10Warren Buffett menyukai bisnis yang mudah dipahami, memiliki keunggulan kompetitif yang tahan lama (moat), pendapatan yang dapat diprediksi, manajemen yang baik, dan valuasi yang wajar. BRIS memiliki posisi unik sebagai bank syariah terbesar di Indonesia dengan 'captive market' yang besar, memberikan keunggulan kompetitif yang kuat. Pertumbuhan laba bersih yang konsisten dan strategis dalam ekosistem syariah sejalan dengan prinsip bisnis yang solid dan dapat diprediksi. Rasio pengembalian ekuitas (ROE) dan pengembalian aset (ROA) yang tinggi menunjukkan efisiensi operasional. Namun, valuasi BRIS saat ini sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata sektor perbankan, meskipun rasio PEG yang rendah (0,78) menunjukkan potensi pertumbuhan yang masih rasional. Kebijakan dividen yang konservatif (15%) juga dapat menjadi pertimbangan. Secara keseluruhan, fundamental yang kuat dan posisi pasar yang dominan menjadikan BRIS menarik, namun valuasi yang sedikit premium mungkin menjadi poin yang akan dipertimbangkan Buffett.
Prospek Jangka Pendek
Prospek 1 Tahun
Dalam pandangan satu tahun, BRIS memiliki prospek yang sangat baik untuk mengungguli indeks. Konsensus analis memberikan target harga rata-rata sekitar Rp3.335 hingga Rp3.606, dengan potensi kenaikan yang signifikan. Pertumbuhan laba yang diproyeksikan mencapai 51% hingga tahun 2027, posisi sebagai bank syariah terbesar di Indonesia dengan 'captive market' yang besar, serta pengembangan ekosistem syariah dan bisnis 'bullion bank' akan menjadi pendorong utama. Meskipun ada tantangan seperti valuasi yang sedikit lebih tinggi dan CIR, fundamental kuat dan prospek pertumbuhan mendukung pandangan 'outperform'.
Gabung Newsletter kami — update rutin, ringkas, langsung ke email.
Login cepat dengan Google, bisa berhenti kapan saja.
Ada pertanyaan tentang data ini, apakah cocok untuk portofolio Anda atau apa risiko/peluang yang ada? Tanyakan kepada robot kami.
Informasi di situs web ini hanya untuk tujuan informasi. Ini bukan nasihat keuangan. Kami sangat menyarankan Anda membaca penafian lengkap kami sebelum menggunakan informasi apa pun di situs ini. Penggunaan Anda atas situs ini menandakan persetujuan Anda terhadap ketentuan tersebut.