PT Darma Henwa Tbk (DEWA) akan mengadakan public expose pada 24 Desember 2025 untuk memaparkan aksi korporasi lanjutan di tengah restrukturisasi besar. Aksi ini mencakup konversi utang menjadi ekuitas senilai Rp1,4 triliun pada Februari 2025 yang memperbaiki rasio utang terhadap ekuitas dari 1,32 kali menjadi 0,62 kali, serta current ratio naik dari 0,70 kali menjadi 1,11 kali. Perusahaan juga menyiapkan anggaran buyback saham hingga Rp950 miliar hingga Februari 2026.

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit sebesar Rp1 triliun dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pada 19 Desember 2025. Pinjaman ini terdiri dari Fasilitas Modal Kerja sebesar Rp850 miliar berjangka waktu 2 tahun dan Fasilitas Kredit Investasi sebesar Rp150 miliar berjangka waktu 5 tahun, keduanya dengan bunga 7% per annum. Dana ini akan digunakan untuk mengambil alih pekerjaan subkontraktor di proyek PT Kaltim Prima Coal, meningkatkan volume pekerjaan di proyek PT Arutmin Indonesia, mendukung pengembangan proyek, dan pembelian alat berat baru, yang diharapkan berdampak positif pada operasional dan keuangan DEWA.

Mandiri Sekuritas merevisi naik proyeksi kinerja keuangan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dan menetapkan target harga baru Rp700 per saham, mempertahankan rekomendasi Beli. Optimisme ini didorong oleh ekspektasi volume produksi yang lebih tinggi dan ekspansi kontrak kerja yang diproyeksikan akseleratif mulai 2026. Mandiri Sekuritas memproyeksikan kenaikan laba bersih DEWA 10,1% hingga 11,7% pada 2026–2027.

Manajemen DEWA mengindikasikan adanya potensi penambahan kontrak dari grup afiliasi jika perusahaan terbukti dapat memenuhi pekerjaan dengan baik seiring dengan transformasi bisnisnya. Hal ini dapat menjadi katalis positif bagi pertumbuhan pendapatan dan laba bersih di masa mendatang.