Apakah Anda ingin diberi notifikasi jika kami memiliki analisis baru, berita, atau rumor tentang saham ini? Klik di sini:
PT Vale Indonesia Tbk (INCO.JK) Analisis Saham
Diperbarui: tuesday 14 october 2025
Tip: mulai ketik nama perusahaan untuk melihat saran. Tekan Enter atau klik Buka untuk membuka halaman analisisnya.
Grafik Saham

Grafik Indeks

Grafik Relatif

Ringkasan
Sentimen Stockbit
Skor: 55
Sentimen Investing.com
Skor: 55
Kinerja Tahun Lalu
Status: Underperformed
Outlook
1 Minggu
Target: 4500
Vs Indeks: In-line
1 Bulan
Target: 4480
Vs Indeks: Underperform
1 Tahun
Target: 4600
Vs Indeks: In-line
Berita Terbaru
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akan membagikan dividen sebesar US$34,6 juta atau setara Rp569,28 miliar, yang merupakan 60% dari laba bersih tahun buku 2024. Keputusan ini disetujui dalam RUPST pada 16 Mei 2025, dengan pembayaran dividen dijadwalkan pada 16 Juni 2025. Meskipun laba bersih turun 78,9% pada tahun 2024, pembagian dividen menunjukkan komitmen perseroan kepada pemegang saham.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan laba bersih sebesar US$57,7 juta atau sekitar Rp948,8 miliar pada tahun 2024, turun signifikan 78,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan perseroan juga turun 22,9% menjadi US$950,39 juta. Penurunan ini disebabkan oleh harga nikel matte yang lebih rendah dan efek satu kali dari pemeliharaan fasilitas penggilingan batu bara.
Meski laba menurun, PT Vale Indonesia (INCO) berhasil melampaui target produksi nikel matte pada tahun 2024 dengan capaian 71.311 metrik ton, naik sekitar 1% dari tahun 2023. Volume penjualan juga meningkat 2% menjadi 72.625 metrik ton. Perseroan juga mencatatkan biaya tunai penjualan per unit terendah dalam tiga tahun terakhir.
PT Vale Indonesia menerima perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) tanpa pelepasan lahan pada 13 Mei 2024, memberikan kepastian hukum dan akan membayar 10% bagi hasil laba bersih kepada pemerintah. Selain itu, pada Q1 2025, INCO untuk pertama kalinya berhasil menjual bijih nikel saprolit secara komersial ke pasar domestik, menandai diversifikasi aliran pendapatan.
PT Vale Indonesia berencana mencari pendanaan sekitar US$1 miliar hingga US$1,2 miliar (sekitar Rp16,5 triliun hingga Rp19,8 triliun) dalam dua tahun ke depan. Dana ini akan digunakan untuk membiayai kegiatan pertambangan nikel dan pengembangan smelter perusahaan.
Ikhtisar
Sekilas
Buffett Indicator
4.0/10Warren Buffett cenderung berinvestasi pada perusahaan dengan bisnis yang mudah dipahami, memiliki keunggulan kompetitif yang kuat (moat), pendapatan yang konsisten dan dapat diprediksi, manajemen yang baik, utang yang wajar, dan dihargai di bawah nilai intrinsiknya. Untuk PT Vale Indonesia Tbk (INCO), meskipun bisnis penambangan nikel cukup mudah dipahami dan memiliki aset strategis sebagai produsen nikel terintegrasi terbesar di Indonesia dengan konsesi luas serta tenaga hidroelektrik, ada beberapa faktor yang mungkin membuat Buffett enggan. Pertama, sifat komoditas nikel yang sangat siklis membuat pendapatan INCO tidak konsisten dan sangat bergantung pada harga pasar global. Penurunan laba bersih sebesar 78,9% pada tahun 2024 menunjukkan ketidakpastian pendapatan yang tidak disukai Buffett. Kedua, meskipun INCO memiliki posisi yang kuat di Indonesia, pasar nikel global sedang mengalami kelebihan pasokan yang terus-menerus dan tekanan harga, yang mengurangi 'moat' dalam hal kekuatan penetapan harga. Ketiga, valuasi INCO saat ini, berdasarkan beberapa metode, menunjukkan bahwa saham tersebut mungkin overvalued (ValueInvesting.io menunjukkan overvalued 58.5%), yang bertentangan dengan prinsip investasi nilai Buffett. Sementara komitmen terhadap ESG dan pengembangan smelter adalah positif, volatilitas inheren pasar komoditas nikel dan ketidakpastian pendapatan yang ditimbulkannya kemungkinan akan membuat Buffett menjauh dari saham ini, meskipun ada potensi pertumbuhan jangka panjang di sektor EV.
Prospek Jangka Pendek
Prospek 1 Tahun
Untuk satu tahun ke depan, perkiraan harga target INCO adalah 4.600, menunjukkan potensi kenaikan moderat. Meskipun pasar nikel global diperkirakan masih menghadapi surplus hingga tahun 2026, INCO memiliki beberapa katalis positif. Perusahaan ini sedang berupaya mendapatkan pendanaan US$1-1,2 miliar untuk pengembangan smelter, serta berkomitmen pada proyek hilirisasi dan praktik penambangan berkelanjutan. Analis juga memproyeksikan pertumbuhan laba (57,4%) dan pendapatan (22,6%) untuk INCO di masa depan. Perpanjangan IUPK juga memberikan kepastian operasional jangka panjang. Namun, prospek ini akan sejalan dengan kinerja indeks mengingat kondisi pasar nikel yang volatil dan kompetitif.
Gabung Newsletter kami — update rutin, ringkas, langsung ke email.
Login cepat dengan Google, bisa berhenti kapan saja.
Ada pertanyaan tentang data ini, apakah cocok untuk portofolio Anda atau apa risiko/peluang yang ada? Tanyakan kepada robot kami.
Informasi di situs web ini hanya untuk tujuan informasi. Ini bukan nasihat keuangan. Kami sangat menyarankan Anda membaca penafian lengkap kami sebelum menggunakan informasi apa pun di situs ini. Penggunaan Anda atas situs ini menandakan persetujuan Anda terhadap ketentuan tersebut.