PT Blue Bird Tbk (BIRD) merilis laporan keuangan tahun penuh 2024 dengan hasil positif, mencatatkan pertumbuhan ekuitas 6,5%, laba bersih naik 29,2%, dan ROE 10,0%. Harga sahamnya melonjak 6% pada hari pengumuman. Perusahaan juga mencatat 29% pendapatannya berasal dari bisnis non-taksi dan dinilai undervalued dengan PER 6.4x dan PBV 0.6x, serta potensi dividen yield 8%.

Samuel Sekuritas memproyeksikan pendapatan segmen non-taksi BIRD akan melonjak 29,9% YoY menjadi Rp1,99 triliun pada 2025, atau sekitar 32% dari total pendapatan. Ekspansi ini didukung penambahan 300 unit kendaraan listrik dan peningkatan layanan Cititrans. Proyeksi margin kotor perusahaan naik menjadi 33,6%, sementara bisnis taksi inti tetap solid dengan pertumbuhan pendapatan 10,7% YoY pada 2025.

Blue Bird mengumumkan investasi sebesar Rp250 miliar di Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penyediaan taksi listrik dan layanan rental mobil listrik, menunjukkan komitmen perusahaan terhadap mobilitas berkelanjutan.

PT Blue Bird Tbk memperkuat bisnis transportasinya di tahun 2025 dengan menambah lebih dari 1.500 unit kendaraan hingga Agustus, sekaligus memperluas layanannya di berbagai lini.

Mandiri Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham Blue Bird dengan target harga Rp2.180. Rekomendasi ini didasari momentum pertumbuhan kuat yang berlanjut, ditandai laba bersih FY2024 sebesar Rp585,2 miliar (+29,2% YoY) dan pertumbuhan segmen non-taksi yang signifikan.

Pada tahun 2020, sempat beredar rumor bahwa Gojek mengakuisisi 4,3% saham Blue Bird. Meskipun Blue Bird tidak memberikan komentar resmi mengenai kepemilikan saham tersebut, perusahaan memastikan bahwa kerja sama layanan dengan Gojek tetap berjalan untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan bagi konsumen. Rumor ini sudah cukup lama dan tidak ada informasi real-time yang mengindikasikan perkembangan lebih lanjut.